Laporan KNPBNEWS 1 Mei sampai 2 Mei, 2015
Laporan KNPB – Aksi damai
menolak aneksasi West Papua ke dalam kekuasaan kolonial Indonesia pada 1 Mei 2015
dilakukan oleh bangsa Papua secara serentak di West Papua. Komite Nasional
Papua Barat [KNPB] mengambil peran sebagai mediator aksi damai di teritori West
Papua. Organisasi-organisasi Perlawanan yang tergabung dalam United Liberation
Movement for West Papua (ULMWP) juga menyeruhkan rakyat West Papua agar
bergabung dalam seruan aksi damai yang dikeluarkan oleh KNPB. Demo damai
digelar di berbagai wilayah. Penguasa kolonial Indonesia melalui TNI dn Polri
menyikapinya dengan tegas. Penembakan, intimidasi, pembubaran, dan pemenjaraan.
Berikut kronologis lengkap sejak 28 April hingga 2 Mei 2015.
28 April 2015
12.00 – Kepolisian Resort
Nabire Papua menangkap tiga pemuda Papua, Martinus Pigai (17), Anton Pigome
(24), dan Marthen Iyai (28) saat membersihkan “Taman Bunga Bangsa Papua” Oyehe,
pusat kota Nabire, Provinsi Papua. Mereka tiga bermaksud memberihkan taman
tersebut untuk aksi damai penolakan Aneksasi pada 1 Mei 2015. Tiga pemuda
tersebut telah dipulangkan keesoakan harinya, Rabu (29/4/15), Pukul 12:00 siang.
30 April 2015
10:45 – Militer kolonial
Indonesia menembak mati Leonardus Magai Yogi, Panglima Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat (TPN-PB) Komando Daerah (Pangkodab) Paniai, di Sanoba
Nabire, Papua. Leonardus dilumpuhkan dan ditangkap bersama tiga orang anggota
diantaranya, Yulianus Nawipa, Marten Magai dan Melianus Muyapa. Ketiga anggota
tersebut kena luka tembak dan yang dirawat di RSUD Nabire. Sementara Leonardus
yang dilumpuhkan dan ditangkap hidup-hidup tersebut ditembak mati kembali.
12:12 – Polisi tangkap dan
intimidasi 12 aktivis KNPB Manokwari saat membagi-bagi selebaran aksi damai di
Lampu Merah, depan pasar Sanggeng, Manokwari. Sebelum ditangkap, aparat
mengeluarkan tembakan sebanyak empat kali.
20:00 – Ratusan personil
Polisi dan TNI mengepung kantor KNPB di Merauke. Mereka mendirikan tenda untuk
mengawasi aktivitas KNPB.
1 Mei 2015
01:06 – Gabungan TNI dan
Polri menggrebek kantor KNPB secara brutal dan menangkap 16 anggota KNPB dan
Ketua Parlemen Rakyat Daerah (PRD) Merauke, Pangkrasia Yeem. Mereka dibawa ke
Markas Polisi Resort Merauke. Mereka yang diantaranya: Gento Emericus Dop
(Ketua KNPB Merauke), Yosep Muyan (Anggota KNPB Merauke), Yosep Imbanop (Ketua
Parlemen Suku Muju), Zakarias Y. Sraun (Ketua KNPB Sektor Ongkatmit) , Emanuel
Matemko, Yohanes Kayop, Ibrahim Dewap, Jan Obakam, Iknasius Wamin, Thomas
Pisakai, Fransisku Pisakai, Julianus Tabiet dan Isak Sosochom (pada pukul 17.00
sore, mereka dipulangkan).
08:00 – Rakyat Yahukimo yang
dimediasi KNPB telah turun di Dekai, Yahukimo untuk menolak aneksasi dan
mendukung ULMWP untuk masuk MSG. Aksi dipusatkan di dua tempat. Di titik
pertama, pertigaan Jhon Banua, rakyat West Papua melakukan aksi dibawah teror 4
truk polisi bersenjata lengkap. Sementara, di titik kedua, di Pertigaan PT. Agung
Mulia, Rakyat dibawah komando ketua KNPB, Erinus Suhun menggelar aksi dan
membacakan pernyataan KNPB. Aksi bubar pada jam 11 siang.
10.00 – Aksi demo damai
menolak aneksasi West Papua ke dalam Indonesia di Jayapura dibawah pimpinan
Bazoka Logo, Juru Biara KNPB dimulai di Gabura Uncen, Perumnas III, Waena,
Jayapura, West Papua.
10:15 – Selanjutnya, Polisi
Indonesia dan TNI dengan kekuatan besar memblokade aksi damai dan langsung
(tanpa negosiasi) membubarkan dan menangkap dan mengintimidasi ratusan massa rakyat
sipil. Sebanyak 30 orang ditangkap dan dibawa ke Rumah tahanapan Polisi Resort
Kota Jayapura. Mereka adalah: Bozoka Logo (Juru biraca KNPB Pusat), Ogram
Wanimbo (ketua Diplomasi KNPB Pusat), Nopen Asso (anggota KNPB), Nita wenda
(anggota KNPB) Ibu Paulina Pakage, Lascar Matius Sama (anggota KNPB), Mandenas
Sol (Angota KNPB pusat), Sam Lokon, Hosea Yeimo (anggota KNPB), Musa Boma, Isak
Togotly (anggota KNPB anak sekolah SMA), Yoner Uaga (Anggota KNPB Timika),
Otniel Balingga (anggota KNPB), Teren Surabut (BEM Uncen Bidang Hukum Dan Ham),
Natalis Edoway, Yance Uaga (anggota KNPB), Kosmos Iyai, Tepanius Tabuni,
Natalis Goo, Allo Yeimo (anggota KNPB), Yusup Giban, Joni Soll, Sony Dogopia,
Oto Mabel (anggota KNPB), Ukum Himan, Lember Gwijangge, Anton Gabay (anggota
KNPB), Soa Mabel (anggota KNPB), Awel Wetapo dan Alidius Kotoki. (Mereka
dipulangkan pada tanggal 2 Mei 2015, pukul 09.00 pagi. Sementara Bazoka Logo,
Ogram Wanimbo dan Yoner Uaga akan wajib lapor pada hari Senin mendatang).
10:16 – TNI/Polri bersenjata lengkap melakukan
pengrusakan terhadap sekretariat KNPB & PRD Kaimana. Polisi sempat bakar
sekretariat KNPB tapi rakyat Papua berhasil padamkan apinya. Sementara itu,
Setelah Ruben Furay (Ketua KNPB Kaimana) dan Sepi Surbay (anggota KNPB) ditangkap
saat hendak melakukan orasi menolak aneksasi Papua ke Indonesia. (Hingga saat
ini keduanya belum dibebaskan).
10:18 – Di fak-fak rakyat
West Papua juga turun jalan, walau demikian, Polisi membubarkan.
10:30: Ibadah peringatan hari aneksasi mulai
dilakukan di halaman kantor KNPB Timika. Wakil-wakil Parlemen Rakyat Daerah
Timika menghadiri ibadah bersama ratusan massa rakyat West Papua. Setelah
ibadah, rakyat membuat tanda tangan diatas kain putih sebagai dukungan terhadap
ULMWP untuk diterima menjadi anggota Melanesian Spearhead Groups (MSG). Ibadah
berlangsung aman sekalipun ada intervensi dari intelijen Indonesia dan teror
udara melalui patroli hellycopter milik PT. Freeport yang dipakai Indonesia
untuk memantau dan menakuti rakyat West Papua di Timika.
11:30 – Rakyat West Papua di
Manokwari turun jalan untuk menolak aneksasi West Papua ke dalam Indonesia,
sekaligus mendukung ULMWP untuk menjadi anggota MSG. Namun Polisi dengan
kekuatan penuh membubarkan massa rakyat dan menangkap 400 lebih masa rakyat. Mereka
lalu dipulangkan pada sore hari.
11.30 – Di Asmat, rakyat West
Papua juga melakukan ibadah peringatan Aneksasi West Papua kedalam Indonesia.
KNPB Wilayah Asmat membacakan pernyataan yang meminta PBB melihat kembali
perjanjian New York. Mereka juga mendukung ULMWP untuk diterima menjadi anggota
MSG.
12.00 – Rakyat West Papua di
Sorong juga membentangkan spanduk-spanduk dukungan terhadap ULMWP, dan menolak
aneksasi West Papua ke dalam Indonesia.
12.00 – Rakyat West Papua
melalui KNPB dan PRD di Nabire mengadakan jumpa press. Mereka menolak Aneksasi
dan menyeruhkan negara-negara melanesia untuk mendukung ULMWP menjadi anggota
MSG. Mereka juga mengutuk penangkapan aktivis di berbagai daerah di seluruh
West Papua.
12.15 – Bertempat di Pendopo
Adat Biak, rakyat West Papua membentangkan spanduk-spanduk penolakan aneksasi
West Papua ke dalam Indonesia. Ketua PRD Biak, Apolos Sroyer mengutuk keras
proses aneksasi dan meminta negara-negara Melanesia mendukung upaya ULMWP untuk
menjadi anggota MSG.
Aksi serentak rakyat West
Papua yang dimediasi KNPB secara damai memiliki tuntutan utama yakni:
1. Mengutuk dan menolak aneksasi West Papua
kedalam Indonesia 1 Mei 1963
2. Menyatakan ULMWP sebagai wadah representasi
rakyat West Papua, dan mendukung ULMWP didaftarkan sebagai anggota MSG.
3. Menuntut referendum sebagai solusi damai,
demokatis dan final.
Segala upaya penguasa
kolonial Indonesia untuk menghentikan perjuangan pembebasan bangsa Papua Barat
tidak akan membuat kami mundur. Kami tetap berkomitmen mendorong gerakan
perlawanan damai dan bermartabat untuk memenuhi hak fundamental rakyat West
Papua untuk menentukan nasibnya sendiri, diatas teritori West Papua.“Kita
Harus Mengakhiri”
-----------------------------------------------------------------------------
Di Laporkan oleh -Badan
Pengurus Pusat KNPB
Jayapura, 2 Mei 2015
Victor Yeimo, Ketua Umum KNPB
Ones Suhuniap, Sekretaris KNPB
" Look To Jesus Is Lifes Way "