Jumat, 03 April 2015

GMP : Selamat Paskah Kematian Keyeidaba

KOYEIDABAA ialah tokoh mesianis orang Mee yang memiliki karisma untuk mengadakan makanan hanya dengan menggosokkan tangan di badan. Koyeidaba hadir ketika orang Mee mengalami kelaparan  dan kekeringan berpepanjangan. Banyak versi muncul dibalik kematian tokoh karismatik  itu. Ada yang menyebut, ia dibunuh karena napotis (karisma dipakai untuk keluarga sendiri), versi lain, Koyeidaba dipanah karena orang Mee pada waktu itu iri hati padanya. Pada artikel ini, saya hanya meneliti keberadaan Touye Kapogeiye atau Kitab Touye yang pernah diminta oleh Koyeidaba agar dirinya selamat dari pengejaran.
Siapa Koyeidaba ?
Koyeidaba lahir di Pugo, Paniai Timur. Ibu Koyei bernama Kibiuwo, dan saudari perempuan ada tiga, Nenei Daba, Noku dan Yegaku. Nama ayahnya, tidak diketahui.  Proses lahirnya Koyei, aneh. Ketika mamanya pergi kencing, dari tempat itu muncul tangisan  seorang  bayi mungil, lalu dipelihara hingga besar. Ayahnya menolak sebagai anaknya, namun Kibiuwo dan tiga kakaknya bersikeras untuk memeliharanya.
Enam bulan awal, Koyei tidak mau makan, namun bertumbuh seperti manusia normal. Oleh sebab itu, ayahnya menyebut anak itu “Aya Yokaa” artinya, anak dari khayangan atau anak dari surga.
Ketika sudah menginjak remaja, anak itu sudah mulai membuat mujisat. Ia mengeluarkan makanan hanya dengan menggosok tangan ke badannya. Oleh sebab itu, ayahnya menamai “Koyeidaba” (Natalis Pakage, 1997).
“Daba” artinya “miskin papa”. Koyei, secara etimologis, dari kata “Ko” dan “Yei”. Ko dipakai untuk menyapa seorang perempuan (tunggal). Sedangkan perempuan dalam jumlah yang banyak disebut Koukoo. Sebaliknya untuk laki-laki disapa Kee (tunggal), atau keikee (jamak). Yei adalah nama lain dari sapaan “Wahai”. Jadi Koyeidabaa artinya, “Wahai perempuan miskin papa – [saya hadir untuk menyelamatkanmu]”. Dalam kurung kami tambahkan sendiri.
Koyeidaba kemudian dibunuh di Idakebo, setelah berhari-hari dikejar dari kampun Pugo, Paniai Timur. Dalam pengejaran itu, Koyeidaba meminta kedua saudarinya, Noku dan Yegaku untuk pergi carikan kitab Touye agar dirinya selamat. Namun sebelum dirinya mendapat kitab tersebut, Koyeidaba sudah dipanah mati.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Koyeidaba berkata: “Aku menaruh kasih sayang kepada kalian agar hidup tanpa kurang suatu apapun. Namun kamu tidak mengerti aku. Maka dari  itu, kamu membunuh aku. Selanjutnya silakan kamu hidup bersusah payah”. Sumber : Swarapapua




" Look To Jesus Is Lifes Way "

0 comments:

Posting Komentar

Ingatan

Hanya " SATU PAPUA " Dari Dulu Menjadi " SATU Dan KUAT " Demi Mewujudkan Impian Masa Depan Bangsa Papua. Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Message For Visitor

=== Write about what I see with EYES, HEART and MIND the MELANESIA's Version my West Papua before receiving one part of life is absolute, ie DEATH ===