This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 22 Maret 2015

Pesan Dari : Kakak Benny Wenda (West Papua) dan Uskup Desmond Tutu (South Africa) Untuk Rakyat Papua

Benny Wenda & Uskup Desmond Tutu


Benny Wenda adalah seorang putra asli Papua yang sedang memperjuangkan dan kampanye dengan menangis kepada Negara-negara di dunia terutama benua eropa dan afrika demi rakyat dan bangsanya. Dia tahu perlakuan yang dilakukan oleh Negara Indonesia mulai sejak tahun 1960-an sampai saat ini, sangat mengedihkan, sebab rakyat papua asli (rumpun Melanesia) semakin minoritas (punah) di atas tanah yang kaya-raya itu akibat penembakan seperti binatang oleh ABRI Indonesia secara langsung maupun secara perlahan.
Peraih hadiah Nobel Pedamaian tahun 1984, Uskup Desmond Tutu mengharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuka mata terhadap segala bentuk penindasan yang dialami rakyat Papua Barat dan megoreksi kembali kesalahan atas aneksasi Papua ke dalam Indonesia yang dinilai merugikan rakyat Papua.
Hal itu disampaikan uskup kepada Benny  Wenda, juru bicara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) pada saat keduanya bertemu di Cape Town, Afrika Selatan 27 Februari 2015 lalu.
"Saya terkejut untuk mengetahui bahwa Papua Barat masih belum bebas. Saya tidak berpikir bahwa hal-hal seperti ini masih terjadi. Saya menelepon Perserikatan Bangsa-bangsa dan semua badan yang relevan untuk meminta melakukan apa yang benar, karena mereka tahu, untuk Papua Barat," kata uskup asal Afrika Selatan ini dikutip freewestpapua.org
"Saya ingin menambahkan suara saya untuk menumbuhkan panggilan internasional kepada Sekretaris Jendral PBB untuk mereview kembali dalam kaitannya dengan penentuan pendapat rakyat tahun 1969."
Uskup menegaskan selama orang lain merasakan kebebasan, sementara lainnya tidak merasakan kebebasan, maka tentu merupakan ketidakbebasan yang dirasakan bersama.
Beliau (Kakak Benny Wenda) Menyampaikan, semua orang asli Papua bersatu untuk pro-penentuan nasip sendiri bagi bangsa Papua. Maka, dengan persatuan kita pasti akan menang, dan seharusnya orang Papua asli tidak boleh dengar dan terima semua tawaran Negara Indonesia sebab dia tawar supaya kamu akan habis bukan dia mau mensejahterakan kalian.


" Look To Jesus Is Lifes Way "

Kronologi Pelanggaran HAM Berat di Paniai Papua


Kronologis 5 Pelajar SMA Ditembak Mati Oleh ABRI
dan
17    Warga Lainnya Luka-Luka Berat Di Paniai – Papua
 I.         Kronologis
Kejadian ini, terjadi pada hari Minggu,7 Desember 2014, sekitar pukul 00:15 WP (Jam 12:00 Malam). Saat itu, satu mobil Fortuner tanpa lampu melaju di depan pondok natal pemuda setempat, menuju ke Madi. Tiga orang pemuda yang berada di pondok natal tersebut menyampaikan kepada pengendara mobil untuk menyalakan lampu mobil. Mereka hanya sampaikan ini malam, jadi pasang lampu baru lewat. Kita sama-sama jaga dan kami juga merayakan natal jadi kamu juga menghargai kami. Namun pengemudi mobil yang rupanya berisi aparat keamanan langsung lewat tanpa pembicaraan apapun. Tiga pemuda itu kembali ke pondok seperti biasa. Mereka tidak pikir apa yang terjadi, karena mereka tidak buat kesalahan.
Mereka tiga asyik pasang lagu-lagu natal dan menikmati lagu natal, tiba-tiba satu truk berisi aparat gabungan (TNI dan Polisi serta Timkhus ABRI) dan mobil fortuner dari arah Madi berhenti di depan Pondok Natal. Mereka menganiaya Yulianus Yeimo sampai tidak berdaya dan mereka (ABRI) bongkar Pondok Natal itu.
Pada malamnya Pasca penganiayaan tersebut terjadi, maka pada pagi harin, senin 8 Desember 2014, masyarakat dari kampung Ipakiye menuju ke kota Enarotali yang jaraknya diperkirakan 5 Km dengan tujuan menanyakan dan meminta penjelasan dari aparat keamanan mengenai pelaku dan mobil yang dikendarai.
Sekitar pukul 10.00 WIT (Pagi), karena marah, masyarakat lalu membakar satu buah mobil Fortuner yang diduga sebagai mobil yang semalam melintas di depan pondok natal. Setelah itu mereka berkumpul di lapangan Karel Gobai, sambil bernyanyi dan waita. Tindakan masyarakat ini ternyata ditanggapi secara brutal oleh aparat keamanan. Mereka (ABRI) langsung menembak masyarakat yang ada di lapangan Karel Gobai itu. Lapangan Karel Gobai itu terletak kantor koramil dan kantor polisi. Mereka (korban) itu benar-benar masyarakat sipil dan pelajar. Jadi peristiwa berdarah di Paniai ini tidak ada kaitan dengan Papua Merdeka atau TPN OPM,”Kata saksi lapangan.
II.      Lima Pelajar SMA Ditembak Mati Oleh ABRI
Berdasarkan penelusuran, 5 orang yang ditembak mati ABRI adalah pelajar SMA Negeri 1 Paniai Timur adalah sebagai Berikut :
1.Simon Degei berusia 18  Tahun, Ia Siswa di SMA Negeri 1 Paniai  dan saat itu berada di Kelas  III. Ia ditembak mati di tempat kejadian dan saat itu masih dijejer bersama mayat lainnya di lapangan sepak bola Karel Gobay.
2.Otianus Gobai berusia 18  Tahun, Ia Siswa SMA Negeri 1 Paniai Kelas  III, mengenakan baju sekolah, Osis. Ia ditembak mati di tempat.
3.Alfius Youw berusia 17 Tahun, Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai  Kelas  III. Tampak di foto, dia mengenakan baju olahraga biru. Sama dengan tiga lainnya, ia ditembak mati di tempat.
4.Yulian Yeimo  berusia 17 Tahun, Ia belajar di SMA Negeri 1 Paniai . Saat ini berada di kelas I. Ia meninggal di RSUD Paniai.
5.Abia  Gobai  berumur 17 Tahun, Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai. Seperti 3 rekan lainnya, ia berada di Kelas  III.  Abia ditemukan  tewas ditembak di Kampung Koge Kotu, sebelah lapangan terbang, sekitar 400 meter dari Kantor Polres Paniai. Mayat Abia  Gobay  telah dibawa pergi ke rumah oleh keluarga. Malam ini  tidak dijejer bersama mayat empat rekannya.
III.      Tujuh Belas Warga Yang Luka-Luka Berat
Tujuh Belas Warga yang tampak kritis luka tembak di RSUD Paniai. Nama-namanya adalah sebagai berikut :
1.      Oni  Yeimo (Pemuda) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
2.      Yulian Mote (25 Tahun, PNS) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
3.      Oktovianus Gobay (Siswa SMP KLS I) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
4.      Noak Gobai  (Mahasiswa di STIKIP Semester V) dirawat di RSUD Paniai.
5.      Bernadus Magai Yogi  (Siswa SD KLS IV) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
6.      Akulian Degey  (Siswa SMP KLS 1) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
7.      Agusta Degey ( 28 Tahun, Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD.
8.      Andarias Dogopia (Pemuda) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
9.      Abernadus Bunai  (Siswa SD KLS IV) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
10.  Neles Gobay  (PNS) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
11.  Jerry Gobay (Siswa SD KLS V) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
12.  Marice Yogi (52 Tahun, Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
13.  Oktovianus Gobay  (Siswa SD KLS V) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
14.  Yulian Tobai  (Satpam RSUD) dirawat di RSUD Paniai di Madi, kritis.
15.  Yuliana Edoway (Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
16.  Jermias Kayame (48 Tahun, Kepala Kampung Awabutu) dirawat di RSUD.
17.  Selpi Dogopia (34)
Untuk itu, Kami membutuhkan dukungan dari semua pihak yang peduli dengan masalah kemanusiaan, untuk menuntut KOMNAS HAM RI Menyelesaikan Kasus ini sesuai hasil investigasi tanpa membelokan ke ranah hukum yang tidak memuaskan bagi keluarga korban, sekaligus menuntut Pemerintahan JOKOWI-JK Menyelesaikan kasus ini melalui pembentukan KPP HAM.
Oleh : Gempa – KPH - Berapi

Ingatan

Hanya " SATU PAPUA " Dari Dulu Menjadi " SATU Dan KUAT " Demi Mewujudkan Impian Masa Depan Bangsa Papua. Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Message For Visitor

=== Write about what I see with EYES, HEART and MIND the MELANESIA's Version my West Papua before receiving one part of life is absolute, ie DEATH ===