This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 08 Desember 2014

Sebelum Tanggal 10 Hari Hak Asasi Manusia : Anak-anak Manusia Berseragam Sekolah Ditembak oleh Polisi Di Paniai – Papua

 Dalam hal ini, ada beberapa versi saksi di lapangan, yaitu :

1.      Aktivis HAM Papua Jones Douw
Anak-anak manusia yang sekolah SMAN 1 Paniai ditembak mati oleh Polisi indonesia di Paniai, Senin (8/12). “Penembakan terjadi di depan lapangan Soeharto Enarotali (lapangan Karel Gobai),” kata Jones Douw dari Paniai.
Korban yang tewas akibat kebrutalan aparat keamanan gabungan tersebut, kata Douw, masing-masing bernama Habakuk Degei seorang warga sipil, Bertus Gobay dan Neles Gobay, keduanya mahasiswa STIE Karel Gobay, Yopianus Gobay seorang siswa SMA dan Yulianus Yeimo. Sementara korban luka berat ada tiga orang.
“Luka tembak diperut. Peluru masih dalam tubuh. Ada 22 korban luka ringan kaki tertembus peluru,” lanjut Douw.
Kejadian ini, menurut Douw terjadi pada hari Minggu (7/12), sekitar pukul 00:15 WP. Saat itu, satu mobil Fortuner tanpa lampu melaju di depan pondok natal pemuda setempat, menuju ke Madi. Tiga orang pemuda yang berada di pondok natal tersebut menyampaikan kepada pengendara mobil untuk menyalakan lampu mobil.
“Mereka hanya sampaikan ini malam, jadi pasang lampu baru lewat. Kita sama-sama jaga dan kami juga merayakan natal jadi kamu juga menghargai kami,” kata Douw menirukan pesan tiga pemuda itu.
Namun pengemudi mobil yang rupanya berisi aparat keamanan langsung lewat tanpa pembicaraan apapun. Tiga pemuda itu kembali ke pondok seperti biasa. Mereka tidak pikir apa yang terjadi, karena mereka tidak buat kesalahan.
“Mereka tiga asyik pasang lagu-lagu natal dan menikmati lagu natal, tiba-tiba satu truk berisi aparat gabungan dan mobil fortuner dari arah Madi berhenti di depan Pondok. Mereka menganiaya Yulianus Yeimo sampai tidak berdaya dan mereka bongkar Pondok Natal itu,” katanya.
Pasca penganiayaan tersebut, pagi harinya masyarakat dari kampung Ipakiye menuju ke kota Enarotali yang jaraknya diperkirakan 5 Km dengan tujuan menanyakan dan meminta penjelasan dari aparat keamanan mengenai pelaku dan mobil yang dikendarai.
Sekitar pukul 10.00 WIT, karena marah, masyarakat lalu membakar satu buah mobil Fortuner yang diduga sebagai mobil yang semalam melintas di depan pondok natal. Setelah itu mereka berkumpul di lapangan Karel Gobay, sambil bernyanyi dan waita. Tindakan masyarakat ini ternyata ditanggapi secara brutal oleh aparat keamanan. Mereka langsung menembak masyarakat yang ada di lapangan Karel Gobay itu.
Yones Douw membantah isu yang menyebutkan ketiga pemuda yang dipukul pada minggu (7/12) malam terlibat gerakan separatis TPN/OPM.
“Tiga Pemuda yang berada di pondok natal dan korban yang ditembak mati itu bukan TPN/OPM atau bukan orang Partai Politik. Mereka itu benar-benar masyarakat sipil, pelajar dan mahasiswa. Jadi peristiwa berdarah di Paniai ini tidak ada kaitan dengan Papua Merdeka atau TPN OPM,” kata Douw.
2.      Majalahselangkah
Ternyata, 5 orang yang ditembak aparat gabungan Polisi dari Kepolisian Resort (Polres) Paniai, Kepolisian Daerah (Polda Papua) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Tim Khusus dari Batalyon 753 Nabire, Kodam XVII Cenderawasih Papua adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).
Wartawan majalahselangkah.com menemui sejumlah pihak, termasuk keluarga korban di tempat kejadian maupun di Rumah Sakit Umum (RSUD) untuk memastikan nama-nama korban tewas dan korban luka-luka.
Berdasarkan penelusuran itu, 5 orang yang ditembak adalah pelajar SMA Negeri 1 Paniai Timur. Sementara, 17 orang yang  terkena luka tembak, 4 di antaranya adalah pelajar Sekolah Dasar.
Para pelajar yang tewas tertembak adalah:
SATU: Simon Degei berusia 18  Tahun. Ia sekolah di  Siswa SMA Negeri 1 Paniai  dan saat ini berada di Kelas  III. Ia ditembak mati di tempat kejadian dan saat ini masih dijejer bersama mayat lainnya di lapangan sepak bola Karel Gobay.
DUA: Otianus Gobai. Ia berusia 18  Tahun. Otianus Siswa SMA Negeri 1 Paniai Kelas  III, mengenakan baju sekolah, Osis. Ia ditembak mati di tempat.
KETIGA:  Alfius Youw berusia 17 Tahun. Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai  Kelas  III. Tampak di foto, dia mengenakan baju olahraga biru. Sama dengan tiga lainnya, ia ditembak mati di tempat.
KEEMPAT: Yulian Yeimo  berusia 17 Tahun. Ia belajar di SMA Negeri 1 Paniai . Saat ini berada di kelas I. Ia meninggal di RSUD Paniai.
KELIMA: Abia  Gobay  berumur 17 Tahun. Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai. Seperti 3 rekan lainnya, ia berada di Kelas  III.  Abia ditemukan  tewas ditembak di Kampung Koge Kotu, sebelah lapangan terbang, sekitar 400 meter dari Kantor Polres Paniai. Mayat Abia  Gobay  telah dibawa pergi ke rumah oleh keluarga. Malam ini  tidak dijejer bersama mayat empat rekannya.
Hingga malam ini, mayat para korban masih dijejer di lapangan terbuka sepak bola "Karel Gobay" pusat kota Enarotali. Keluarga korban bersama masyarakat mengadakan duka bersama. Di sana, warga telah memasang tenda di lapangan.
"Kami akan di sini sampai Kapolda dan Pangdam datang tanggung jawab perbuatan anak buah mereka di sini," kata salah satu orang tua korban.
Kepada majalahselangkah.com, kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Paniai, Andreas Tekege mengatakan, pihaknya merasa ini adalah sejarah baru dan rugi besar dengan tewasnya para pelajar SMA kelas III ini.
"Kami rugi besar sekali. Ini sejarah baru bagi kami.  Mereka adalah anak SMA dan kelas III. Bulan Juni akan ujian dan masuk perguan tinggi. Ini tidak hanya satu orang. Kami benar-benar kehilangan,"tuturnya.
Kapolres Paniai, Daniel T. Prionggo tidak menjawab telepon dari majalahselangkah.com.  Sementara, Wakapolres Paniai memantau langsung korban yang dijejer di lapangan sepak bola Karel Gobay  tetapi tidak memberikan keterangan kepada wartawan.
Majalahselangkah.com menemuai  dokter Yosua Purba, dokter yang menangani  para korban yang dirawat di ruang IGD RSUD Paniai. Ia menjelaskan, pihaknya melayani korban sejak Pukul 09.00 dengan pasien yang berlumuran darah.
Pihak  RSUD Paniai, pada siang tadi belum mendata korban luka-luka yang dirawat di sana. Wartawan media ini mendatangi pasien langsung dan menanyakan nama mereka. Berdasarkan pendataan itu, 4 orang siswa sekolah dasar (SD), 1 orang siswa SMP, serta ada PNS, mahasiswa, Satpam, Ibu Rumah Tangga.
Yulian Tobai , Satpam RSUD Paniai sing tadi tampak  kritis luka tembak dan peluru masih bersarang di tubuhnya. 
Berikut nama-nama mereka:
Ø  Oni  Yeimo (Pemuda) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Yulian Mote (25 Tahun, PNS) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Oktovianus Gobay (Siswa SMP KLS I) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Noak Gobai  (Mahasiswa di STIKIP Semester V) dirawat di RSUD Paniai.
Ø  Bernadus Magai Yogi  (Siswa SD KLS IV) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Akulian Degey  (Siswa SMP KLS 1) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Agusta Degey ( 28 Tahun, Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD.
Ø  Andarias Dogopia (Pemuda) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Abernadus Bunai  (Siswa SD KLS IV) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Neles Gobay  (PNS) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Jerry Gobay (Siswa SD KLS V) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Marice Yogi (52 Tahun, Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Oktovianus Gobay  (Siswa SD KLS V) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Yulian Tobai  (Satpam RSUD) dirawat di RSUD Paniai di Madi, kritis.
Ø  Yuliana Edoway (Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
Ø  Jermias Kayame (48 Tahun, Kepala Kampung Awabutu) dirawat di RSUD.
Ø  Selpi Dogopia (34)
Hingga malam ini, majalahselangkah.com belum memastikan, berapa banyak orang dari 17 orang ini yang sudah diperbolehkan pulang untuk perawatan di rumah oleh dokter RSUD. 


" Look To Jesus Is Lifes Way "

Ingatan

Hanya " SATU PAPUA " Dari Dulu Menjadi " SATU Dan KUAT " Demi Mewujudkan Impian Masa Depan Bangsa Papua. Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Message For Visitor

=== Write about what I see with EYES, HEART and MIND the MELANESIA's Version my West Papua before receiving one part of life is absolute, ie DEATH ===