Pastor Paroki Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire,
Yusup Suharyono, SJ mengungkit masalah kemanusiaan dan meremehkan kaum
terpelajar di misa pagi Gereja KSK Nabire, Minggu (03/05/15) pukul 09.00
WPB.
---------------------------------------------------------------------------------------
“Saya mengetahui dan pernah melihat kaum terpelajar berbicara soal
kemanusiaan, seakan Allah tidak bersama mereka,” kata Pastor Paroki KSK Nabire,
Yusuf Suharyono, SJ saat kotbah.
Selain dari itu, pastor mengajak umat KSK untuk bersatu teguh, sesuai tema
pada misa hari ini, “Memperkokoh Kebersamaan”.
“Dalam lima sila, terdapat di poin ke dua, yang berbunyi “Kemanusian
yang adil dan beradab”. Maka dengan demikian, kita mempersatukan umat dari
Sabang sampai Merauke.
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
Seharusnya Sj.ini belajar kembali tentang “pendalaman Alkitab” agar
dia tahu kebenaran yang tertulis dalam Alkitab yang tepat. Tetapi, Dia ingin memanfaatkan
menjadi Pastor hanya cari makan, itu wajar-wajar saja terjadi, seharusnya kotbahnya
tidak seperti begitu kalau benar dia seorang Pastor. Sebenarnya justru Pastor itulah yang
harus tegahkan keadilan dan kemanusiaan di tanah Papua yang selama ini
dibungkam oleh Pemerintah Indonesia.
Setelah saya membaca isu ini yang dipublikasi melalui majalah black koteka,
saya konfirmasi ke nabire, kepada umatnya yang lain “ ternyata khotbah ini
benar, diungkap oleh Pastor Sj itu saat dia kotbah tentang firman Tuhan,” setelah itu
saya merasa ini khotbah semacam apa ini, kotbahnya macam orang munafik (kafir)
yang selalu pro program iblis untuk menghabiskan nyawa umat Tuhan.
----------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya saya membernarkan dengan tanggapan juru bicara (jubir) KNPB
Wilayah Nabire, Deserius Goo, Yaitu “Negara mempunyai hukum di atas hukum.
Artinya bahwa negara ini punya hukum tetapi tidak pernah menerapkan
hukumanya.”
Deserius menilai, hukum dibuat oleh negara ini hanya untuk mencari
kepentingan. “Mereka menegakkan pancasila, tetapi mereka juga yang membuat
konflik di atas Tanah Papua, khususnya di Nabire.
Selain itu, Deserius mengatakan, sila kedua bangsa ini untuk uang dan
jabatan. “Militer Indonesia selama ini melanggar sila kedua: membunuh rakyat
Papua dan memenjarakan untuk mendapatkan uang dan jabatan. Sumber : MajalahBlack Koteka
" Look To Jesus Is Lifes Way "
0 comments:
Posting Komentar