This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 23 Maret 2015

Paus Fransiskus : Eksekusi Mati Yang Dilakuakn Adalah Kegagalan Hukum Pemerintahan

Paus Fransiskus: Vatikan Tolak Hukuman Mati

Paus Fransiskus. REUTERS/Tony Gentile

TEMPO.COVatikan: Paus Fransiskus mengutuk penerapan hukuman mati. Menurut dia, Vatikan tetap tidak menerima penerapan hukuman itu, bahkan untuk menghukum kejahatan yang paling mengerikan. 
Dalam pidato kepada Komite Internasional terhadap hukuman mati pada Jumat, 20 Maret 2015 waktu setempat, pemimpin umat Katolik sedunia tersebut mengatakan: "Saat ini hukuman mati tidak dapat diterima, tidak peduli seberapa serius kejahatan yang dilakukan."
Paus menambahkan eksekusi mati yang dilakukan oleh negara merupakan kegagalan hukum karena pemerintah 'membunuh atas nama keadilan'. Dia mengatakan pikirannya itu berasal dari ajaran gereja tentang pentingnya kehidupan manusia.
Paus Fransiskus menerima bahwa orang harus dihukum atas kejahatan mereka. "Tapi, ketika hukuman mati diterapkan, tidak untuk tindakan saat agresi, melainkan untuk suatu tindakan yang dilakukan di masa lalu," ucapnya. 
Selain mengutuk hukuman mati Paus juga mengkritisi hukuman seumur hidup. "Penjara seumur hidup membuat tahanan menjadi mustahil untuk merencanakan masa depan, dan karena itu dapat dianggap sebagai semacam hukuman mati terselubung."
Hukuman mati telah diterapkan di hampir setiap negara di dunia, tapi sekarang mulai dilarang di banyak tempat termasuk Inggris.
Di Indonesia, saat ini sepuluh terpidana narkoba menunggu dieksekusi mati. Sebagian dari mereka menempuh upaya peninjauan kembali sebagai langkah terakhir menghindari eksekusi mati.

" Look To Jesus Is Lifes Way "

Minggu, 22 Maret 2015

Pesan Dari : Kakak Benny Wenda (West Papua) dan Uskup Desmond Tutu (South Africa) Untuk Rakyat Papua

Benny Wenda & Uskup Desmond Tutu


Benny Wenda adalah seorang putra asli Papua yang sedang memperjuangkan dan kampanye dengan menangis kepada Negara-negara di dunia terutama benua eropa dan afrika demi rakyat dan bangsanya. Dia tahu perlakuan yang dilakukan oleh Negara Indonesia mulai sejak tahun 1960-an sampai saat ini, sangat mengedihkan, sebab rakyat papua asli (rumpun Melanesia) semakin minoritas (punah) di atas tanah yang kaya-raya itu akibat penembakan seperti binatang oleh ABRI Indonesia secara langsung maupun secara perlahan.
Peraih hadiah Nobel Pedamaian tahun 1984, Uskup Desmond Tutu mengharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuka mata terhadap segala bentuk penindasan yang dialami rakyat Papua Barat dan megoreksi kembali kesalahan atas aneksasi Papua ke dalam Indonesia yang dinilai merugikan rakyat Papua.
Hal itu disampaikan uskup kepada Benny  Wenda, juru bicara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) pada saat keduanya bertemu di Cape Town, Afrika Selatan 27 Februari 2015 lalu.
"Saya terkejut untuk mengetahui bahwa Papua Barat masih belum bebas. Saya tidak berpikir bahwa hal-hal seperti ini masih terjadi. Saya menelepon Perserikatan Bangsa-bangsa dan semua badan yang relevan untuk meminta melakukan apa yang benar, karena mereka tahu, untuk Papua Barat," kata uskup asal Afrika Selatan ini dikutip freewestpapua.org
"Saya ingin menambahkan suara saya untuk menumbuhkan panggilan internasional kepada Sekretaris Jendral PBB untuk mereview kembali dalam kaitannya dengan penentuan pendapat rakyat tahun 1969."
Uskup menegaskan selama orang lain merasakan kebebasan, sementara lainnya tidak merasakan kebebasan, maka tentu merupakan ketidakbebasan yang dirasakan bersama.
Beliau (Kakak Benny Wenda) Menyampaikan, semua orang asli Papua bersatu untuk pro-penentuan nasip sendiri bagi bangsa Papua. Maka, dengan persatuan kita pasti akan menang, dan seharusnya orang Papua asli tidak boleh dengar dan terima semua tawaran Negara Indonesia sebab dia tawar supaya kamu akan habis bukan dia mau mensejahterakan kalian.


" Look To Jesus Is Lifes Way "

Kronologi Pelanggaran HAM Berat di Paniai Papua


Kronologis 5 Pelajar SMA Ditembak Mati Oleh ABRI
dan
17    Warga Lainnya Luka-Luka Berat Di Paniai – Papua
 I.         Kronologis
Kejadian ini, terjadi pada hari Minggu,7 Desember 2014, sekitar pukul 00:15 WP (Jam 12:00 Malam). Saat itu, satu mobil Fortuner tanpa lampu melaju di depan pondok natal pemuda setempat, menuju ke Madi. Tiga orang pemuda yang berada di pondok natal tersebut menyampaikan kepada pengendara mobil untuk menyalakan lampu mobil. Mereka hanya sampaikan ini malam, jadi pasang lampu baru lewat. Kita sama-sama jaga dan kami juga merayakan natal jadi kamu juga menghargai kami. Namun pengemudi mobil yang rupanya berisi aparat keamanan langsung lewat tanpa pembicaraan apapun. Tiga pemuda itu kembali ke pondok seperti biasa. Mereka tidak pikir apa yang terjadi, karena mereka tidak buat kesalahan.
Mereka tiga asyik pasang lagu-lagu natal dan menikmati lagu natal, tiba-tiba satu truk berisi aparat gabungan (TNI dan Polisi serta Timkhus ABRI) dan mobil fortuner dari arah Madi berhenti di depan Pondok Natal. Mereka menganiaya Yulianus Yeimo sampai tidak berdaya dan mereka (ABRI) bongkar Pondok Natal itu.
Pada malamnya Pasca penganiayaan tersebut terjadi, maka pada pagi harin, senin 8 Desember 2014, masyarakat dari kampung Ipakiye menuju ke kota Enarotali yang jaraknya diperkirakan 5 Km dengan tujuan menanyakan dan meminta penjelasan dari aparat keamanan mengenai pelaku dan mobil yang dikendarai.
Sekitar pukul 10.00 WIT (Pagi), karena marah, masyarakat lalu membakar satu buah mobil Fortuner yang diduga sebagai mobil yang semalam melintas di depan pondok natal. Setelah itu mereka berkumpul di lapangan Karel Gobai, sambil bernyanyi dan waita. Tindakan masyarakat ini ternyata ditanggapi secara brutal oleh aparat keamanan. Mereka (ABRI) langsung menembak masyarakat yang ada di lapangan Karel Gobai itu. Lapangan Karel Gobai itu terletak kantor koramil dan kantor polisi. Mereka (korban) itu benar-benar masyarakat sipil dan pelajar. Jadi peristiwa berdarah di Paniai ini tidak ada kaitan dengan Papua Merdeka atau TPN OPM,”Kata saksi lapangan.
II.      Lima Pelajar SMA Ditembak Mati Oleh ABRI
Berdasarkan penelusuran, 5 orang yang ditembak mati ABRI adalah pelajar SMA Negeri 1 Paniai Timur adalah sebagai Berikut :
1.Simon Degei berusia 18  Tahun, Ia Siswa di SMA Negeri 1 Paniai  dan saat itu berada di Kelas  III. Ia ditembak mati di tempat kejadian dan saat itu masih dijejer bersama mayat lainnya di lapangan sepak bola Karel Gobay.
2.Otianus Gobai berusia 18  Tahun, Ia Siswa SMA Negeri 1 Paniai Kelas  III, mengenakan baju sekolah, Osis. Ia ditembak mati di tempat.
3.Alfius Youw berusia 17 Tahun, Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai  Kelas  III. Tampak di foto, dia mengenakan baju olahraga biru. Sama dengan tiga lainnya, ia ditembak mati di tempat.
4.Yulian Yeimo  berusia 17 Tahun, Ia belajar di SMA Negeri 1 Paniai . Saat ini berada di kelas I. Ia meninggal di RSUD Paniai.
5.Abia  Gobai  berumur 17 Tahun, Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai. Seperti 3 rekan lainnya, ia berada di Kelas  III.  Abia ditemukan  tewas ditembak di Kampung Koge Kotu, sebelah lapangan terbang, sekitar 400 meter dari Kantor Polres Paniai. Mayat Abia  Gobay  telah dibawa pergi ke rumah oleh keluarga. Malam ini  tidak dijejer bersama mayat empat rekannya.
III.      Tujuh Belas Warga Yang Luka-Luka Berat
Tujuh Belas Warga yang tampak kritis luka tembak di RSUD Paniai. Nama-namanya adalah sebagai berikut :
1.      Oni  Yeimo (Pemuda) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
2.      Yulian Mote (25 Tahun, PNS) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
3.      Oktovianus Gobay (Siswa SMP KLS I) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
4.      Noak Gobai  (Mahasiswa di STIKIP Semester V) dirawat di RSUD Paniai.
5.      Bernadus Magai Yogi  (Siswa SD KLS IV) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
6.      Akulian Degey  (Siswa SMP KLS 1) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
7.      Agusta Degey ( 28 Tahun, Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD.
8.      Andarias Dogopia (Pemuda) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
9.      Abernadus Bunai  (Siswa SD KLS IV) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
10.  Neles Gobay  (PNS) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
11.  Jerry Gobay (Siswa SD KLS V) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
12.  Marice Yogi (52 Tahun, Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
13.  Oktovianus Gobay  (Siswa SD KLS V) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
14.  Yulian Tobai  (Satpam RSUD) dirawat di RSUD Paniai di Madi, kritis.
15.  Yuliana Edoway (Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
16.  Jermias Kayame (48 Tahun, Kepala Kampung Awabutu) dirawat di RSUD.
17.  Selpi Dogopia (34)
Untuk itu, Kami membutuhkan dukungan dari semua pihak yang peduli dengan masalah kemanusiaan, untuk menuntut KOMNAS HAM RI Menyelesaikan Kasus ini sesuai hasil investigasi tanpa membelokan ke ranah hukum yang tidak memuaskan bagi keluarga korban, sekaligus menuntut Pemerintahan JOKOWI-JK Menyelesaikan kasus ini melalui pembentukan KPP HAM.
Oleh : Gempa – KPH - Berapi

Senin, 09 Maret 2015

Menjawab "Jangan Lepas Papua" TANYA, Mengapa Papua ingin lepas....?

 
Mengapa Papua ingin lepas dari Negara Indonesia,..? berikut ini adalah alasan mendasar, yaitu :
  1. Sejarah Geologi-nya
  2. Sejarah penyebaran Manusia Papua dan sejarah perjuangan merdeka
  3. Papua adalah etnis melanesia, bukan melayu
  4. Penemuan pulau Papua oleh Para pelaut portugis dan spanyol
  5. Papua dan Indonesia sama-sama di jajah oleh belanda, tetapi Papua tidak pernah ditangani dari batavia (jakarta), tetapi sebuah propinsi langsung dari netherland dibawah pimpinan Ratu Yuliana, serta mata uang yang digunakan juga beda, 
  6. Papua tidak pernah bergabung dalam perjuangan negara indonesia sejak indonesia mulai berjuang, dan orang Papua tidak sah dalam 4 pilar Negara Indonesia dari sejak awal
  7. Kekuatan militer dan polisi indonesia telah bangun sejak tahun 1960-1969 untuk menguatkan new york agreement dan PEPERA rekayasa dan tidak sah, sebab tidak menggunakan kaidah international sejak tahun 1969, yang dikukuhkan resolusi  PBB nomor : 2054 pada 19 November 1969 
  8. Terkait dengan pada poin 7, tentara dan militer indonesia pernah menembak mati ribuan rakyat Papua dan dipaksah untuk bergabung dengan Indonesia, nyatanya banyak orang papua yang menjadi warga negara asing, di PNG, Australia dan belanda serta banyak yang lari ke hutan berantara Papua
  9. Era Orde baru (resim suharto) banyak kekuatan militer yang dia bangun, dan membuat kekerasan yang tidak terdata terutama di wilayah pegunungan tengah Papua
  10. TNI, Polisi, BIN, BAIS sedang menguatkan Papua dalam negara Indonesia dengan kata "NKRI HARGA MATI" maka mereka menciptakan konflik dan kekerasan di Papua, dan mereka buat di Papua itu lain dari yang lain (secret war by army to the indigenbous peoples). Mereka menembak warga papua asli melanesia dengan senjata negara indonesia

" Look To Jesus Is Lifes Way "

Minggu, 08 Maret 2015

Indonesia Tidak Peduli Dengan Kasus Di Paniai, YLSM mendesak Aktivis HAM dunia Perlu Intervensi Kasus Tersebut

Orang Asli Papua dan Papua Barat sedang takut dan trauma yang berkepanjangan karena Tragedi Pembunuhan/Penembakan Kilat Terencana yang sedang dilakukan oleh Militer dan Polisi Indonesia di seluruh tanah Papua. Mereka (Indonesia) juga tidak mau mengijinkan wartawan asing masuk ke papua atau akvitis HAM Internasional dan Utusan khusus PBB tidak mau mengijinkan masuk di Papua. Maka, di Papua militer, polisi, BIN dan BAIS lakukan secret war, di sanah banyak konflik yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia. 
Seperti kasus penembakan brutal yang dilakukan oleh Militer dan Polisi yang bertugas di Kabupaten Paniai, pada 8 Desember 2014, Menewaskan 5 orang pribumi Papua, yaitu 4 pelajar SMA dan 1 Pemuda. Kasus itu terjadi sebelum masuk hari HAM se-Dunia pada 10 Desember 2014 dan Bulan Hari Raya Kelahiran Tuhan Yesus. Kasus tersebut terjadi pada awalnya di anak-anak yang menjaga Pondok Pohon Natal.
Kemudian, kasus tersebut masih belum terungkap para pelakunya hingga saat ini. Pada hal, peristiwa tersebut terjadi pada 8 Desember 2014. Tim KOMNAS HAM R. I. telah mulai kumpul data dan keterangan dari beberapa orang yang telah dikumpulkan oleh John N.R Gobai (Ketua Dewan Adat Paniai), Kepala Distrik Paniai Timur dan Kepala Distrik Bibida. Tetapi para keluarga korban dan saksi kuncinya tidak mau datang hadir karena mereka tidak percaya pemerintah Indonesia sendiri yang akan selesaikan kasus tersebut. Karena Indonesia adalah pelakunya. Kasus ini akan diselesaikan di Paniai setelah Indonesia mau hadirkan jurnalis asing, aktivis HAM dan Komisi HAM PBB Urusan Pembunuhan Kilat Terencana pada kesempatan pertama.


Disampaikan di Paniai, 07 Maret 2015
Servius Kedepa Paniai, West papua.


" Look To Jesus Is Lifes Way "

Ingatan

Hanya " SATU PAPUA " Dari Dulu Menjadi " SATU Dan KUAT " Demi Mewujudkan Impian Masa Depan Bangsa Papua. Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Message For Visitor

=== Write about what I see with EYES, HEART and MIND the MELANESIA's Version my West Papua before receiving one part of life is absolute, ie DEATH ===