Orang Asli Papua dan Papua Barat sedang takut dan
trauma yang berkepanjangan karena Tragedi Pembunuhan/Penembakan Kilat Terencana yang sedang dilakukan oleh Militer dan Polisi Indonesia di seluruh tanah Papua. Mereka (Indonesia) juga tidak mau mengijinkan wartawan asing masuk ke papua atau akvitis HAM Internasional dan Utusan khusus PBB tidak mau mengijinkan masuk di Papua. Maka, di Papua militer, polisi, BIN dan BAIS lakukan secret war, di sanah banyak konflik yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia.
Seperti kasus penembakan brutal yang dilakukan oleh Militer dan Polisi yang bertugas di Kabupaten Paniai, pada 8 Desember 2014, Menewaskan 5 orang pribumi Papua, yaitu 4 pelajar SMA dan 1 Pemuda. Kasus itu terjadi sebelum masuk hari HAM se-Dunia pada 10 Desember 2014 dan Bulan Hari Raya Kelahiran Tuhan Yesus. Kasus tersebut terjadi pada awalnya di anak-anak yang menjaga Pondok Pohon Natal.
Kemudian, kasus tersebut masih belum terungkap para pelakunya hingga
saat ini. Pada hal, peristiwa tersebut terjadi pada 8 Desember
2014. Tim KOMNAS HAM R. I. telah mulai kumpul data dan keterangan dari beberapa
orang yang telah dikumpulkan oleh John N.R Gobai (Ketua Dewan Adat Paniai),
Kepala Distrik Paniai Timur dan Kepala Distrik Bibida. Tetapi para keluarga
korban dan saksi kuncinya tidak mau datang hadir karena mereka tidak percaya
pemerintah Indonesia sendiri yang akan selesaikan kasus tersebut. Karena
Indonesia adalah pelakunya. Kasus ini akan diselesaikan di Paniai setelah
Indonesia mau hadirkan jurnalis asing, aktivis HAM dan Komisi HAM PBB Urusan
Pembunuhan Kilat Terencana pada kesempatan pertama.
Disampaikan di Paniai, 07 Maret 2015
Servius Kedepa Paniai, West papua.
" Look To Jesus Is Lifes Way "
0 comments:
Posting Komentar