This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 29 April 2015

Pdt.Benny Giay : Tidak Ada Ruang Gerak Bagi Orang Asli Papua


Seorang Doktor dan Seorang Gembala Gereja KINGMI di tanah Papua Bpk Pdt. Dr.Benny Giay  merasa, seakan orang asli papua itu tidak punya ruang gerak (jalan keluar) karena semua orang asli Papua selalu dipantau terus oleh radikalis negara indonesia (TNI, POLRI, BIN & BAIS) dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh orang asli Papua. 
Hal ini di alami bukan hanya masyarakat sipil orang asli papua, tetapi juga mereka yang menjabat sebagai gubernur, bupati, walikota, camat (PNS di dalam Pemerintah Indonesia) dan semua pekerja swasta serta LSM juga dalam keadaan tekanan dari oknim-oknum tadi. Saya tidak tahu mereka (Indonesia) lakukan seperti ini, kepada kami orang asli papua. Rupanya ini kerja menghabisi orang asli papua yang berumpun melanesia itu. Maka, saya minta Indonesia harus membuka ruang dialog damai yang difasilitasi oleh pihak yang netral, dan segera tuntaskan kasus pelanggaran HAM berat di paniai yang menewaskan 4 pelajar SMA Negeri I Paniai timur pada 8 desember 2014, tahun lalu, serta membebaskan jurnalis asing masuk ke Papua.

" Look To Jesus Is Lifes Way "

Jumat, 03 April 2015

Papua Minta : JOKOWI Bentuk KPP HAM Tentang Kasus di Paniai





" Look To Jesus Is Lifes Way "

TUHAN ITU SELALU ADA SAMA KITA


GERAKAN MESIANIS PAPUA
 (Mesianism Movement Of Papua)
==================================
 

Ciri – ciri manusia yang paham pada mesianisme di papua :
  1. Selalu rekonsiliasi melalui budayanya sendiri
  2. Meyakini bahwa Tuhan selalu ada dengan kita
  3. Selalu mengangkat nama Tritunggal Allah dalam bahasanya sendiri
  4. Selalu mempertahankan kearifan lokal yang ada dari nenek moyang
  5. Dijadikan Tuhan sebagai Universal, tetapi tidak transeden
  6. Dijadikan Papua sebagai Bangsa yang dijanjikan oleh Tuhan
  7. Selalu berpikir bahwa kelebihan yang saya miliki adalah titipan kekuatan Tuhan
  8. Selalu mengikuti Jalan Tuhan tanpa melupahkan hukum budaya
  9. Dipercaya bahwa Tuhan Yesus Kristus (Tuhannya Yesus Kristus) adalah Tuhan Maha Pencipta, dan Yesus Kristus adalah yang diurapi oleh Pencipta, untuk menjadi jalan, terang dan kasih bagi seluruh bangsa, serta Roh kudus adalah selalu ada dalam diri kita
  10. Selalu berdoa dengan tidak main-main serta Membaca Alkitab dan merenung dengan tenang
  11. Tidak selalu berkata-kata dengan sembarangan tanpa sadar dan berpikir



" Look To Jesus Is Lifes Way "

GMP : Selamat Paskah Kematian Keyeidaba

KOYEIDABAA ialah tokoh mesianis orang Mee yang memiliki karisma untuk mengadakan makanan hanya dengan menggosokkan tangan di badan. Koyeidaba hadir ketika orang Mee mengalami kelaparan  dan kekeringan berpepanjangan. Banyak versi muncul dibalik kematian tokoh karismatik  itu. Ada yang menyebut, ia dibunuh karena napotis (karisma dipakai untuk keluarga sendiri), versi lain, Koyeidaba dipanah karena orang Mee pada waktu itu iri hati padanya. Pada artikel ini, saya hanya meneliti keberadaan Touye Kapogeiye atau Kitab Touye yang pernah diminta oleh Koyeidaba agar dirinya selamat dari pengejaran.
Siapa Koyeidaba ?
Koyeidaba lahir di Pugo, Paniai Timur. Ibu Koyei bernama Kibiuwo, dan saudari perempuan ada tiga, Nenei Daba, Noku dan Yegaku. Nama ayahnya, tidak diketahui.  Proses lahirnya Koyei, aneh. Ketika mamanya pergi kencing, dari tempat itu muncul tangisan  seorang  bayi mungil, lalu dipelihara hingga besar. Ayahnya menolak sebagai anaknya, namun Kibiuwo dan tiga kakaknya bersikeras untuk memeliharanya.
Enam bulan awal, Koyei tidak mau makan, namun bertumbuh seperti manusia normal. Oleh sebab itu, ayahnya menyebut anak itu “Aya Yokaa” artinya, anak dari khayangan atau anak dari surga.
Ketika sudah menginjak remaja, anak itu sudah mulai membuat mujisat. Ia mengeluarkan makanan hanya dengan menggosok tangan ke badannya. Oleh sebab itu, ayahnya menamai “Koyeidaba” (Natalis Pakage, 1997).
“Daba” artinya “miskin papa”. Koyei, secara etimologis, dari kata “Ko” dan “Yei”. Ko dipakai untuk menyapa seorang perempuan (tunggal). Sedangkan perempuan dalam jumlah yang banyak disebut Koukoo. Sebaliknya untuk laki-laki disapa Kee (tunggal), atau keikee (jamak). Yei adalah nama lain dari sapaan “Wahai”. Jadi Koyeidabaa artinya, “Wahai perempuan miskin papa – [saya hadir untuk menyelamatkanmu]”. Dalam kurung kami tambahkan sendiri.
Koyeidaba kemudian dibunuh di Idakebo, setelah berhari-hari dikejar dari kampun Pugo, Paniai Timur. Dalam pengejaran itu, Koyeidaba meminta kedua saudarinya, Noku dan Yegaku untuk pergi carikan kitab Touye agar dirinya selamat. Namun sebelum dirinya mendapat kitab tersebut, Koyeidaba sudah dipanah mati.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Koyeidaba berkata: “Aku menaruh kasih sayang kepada kalian agar hidup tanpa kurang suatu apapun. Namun kamu tidak mengerti aku. Maka dari  itu, kamu membunuh aku. Selanjutnya silakan kamu hidup bersusah payah”. Sumber : Swarapapua




" Look To Jesus Is Lifes Way "

Ingatan

Hanya " SATU PAPUA " Dari Dulu Menjadi " SATU Dan KUAT " Demi Mewujudkan Impian Masa Depan Bangsa Papua. Menulis tentang apa yang saya saksikan dengan MATA, HATI, dan PIKIRAN ke-MELANESIA-an saya di West Papua sebelum menerima salah satu bagian dari hidup yang mutlak, yakni KEMATIAN...

Message For Visitor

=== Write about what I see with EYES, HEART and MIND the MELANESIA's Version my West Papua before receiving one part of life is absolute, ie DEATH ===