JANTUNG HIDUP
KRISTIANI
(KPR. 10:25-26, 34-35, 44-48, 1 Yoh.4:7-10, Injil
Yoh.15:9-17)
Dalam surat puasa tahun 2012, Uskup Manado, Mgr.Yosef
Suwatan, menulis kalimat menarik ini: masa prapaskah memberi kita suatu
kesempatan merefleksikan dam melaksanakan “jantung kehidupan kristiani”, yaitu
amal kasih. Kasih kepada sesama adalah bukti bahwa kita anak-anak Allah, murid
Kristus. Karena itu Bapak Uskup mengajak umatnya untuk saling membantu dalam
kasih pekerjaan baik karena kasih adalah identitas kita sebagai pengikut
kristus.
Dalam amanat perpisahannya Yesus mengajarkan kepada
murid-murid-Nya perintah cinta/kasih. Tinggallah dalam kasih-Ku, adalah bukti bahwa kita
mengikuti perintah Guru, yakni saling mengasihi seperti Yesus telah mengasihi
mereka. Lebih jauh lagi Yesus menjelaskan tentang kasih: tidak ada kasih yang lebih besar daripada
kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabat-Nya. Bagi
Yesus, para murid-Nya termasuk kita, adalah sahabat-sahabat-Nya dan karena itu
Yesus rela mati untuk sahabat-sahabat-Nya. Alasan hanya satu: KASIH. Karena
kita begitu dikasihi Allah maka hendaknya kita juga mengasihi sesama kita
karena kita adalah anak-anak Allah. Bukti kasih Allah adalah bahwa Allah
mengutus Putera-Nya yang tunggal supaya manusia hidup oleh-Nya.
Berbicara kasih atau cinta itu gampang tetapi hal
yang sulit adalah melaksanakannya. Satu hal yang bisa mendorong kita mengasihi
adalah kalau kita merasa dikasihi. Karena itu, sadarilah bahwa hari-hari hidup
adalah saat-saat Allah mengasihi kita lewat kebaikan-kebaikan yang kita alami
langsung dari Allah atau melalui orang-orang di sekitar kita. Kita semua adalah
pribadi-pribadi yang dicintai. Oleh karena itu, mari berbagi kasih dengan
sesama karena itulah “jantung hidup kristiani.” Kalau
kita mengaku diri sebagai murid Kristus, maka kasih adalah syarat mutlak bagi
kita. ( Sumber: St.Thomas Aquinas-Amban).
KEBENARAN
(KPR.2:1-11,
Gal.5:16-25, Yoh.15:26-27, 16:12-15)
Berita yang paling hangat saat ini
adalah soal korupsi. Banyak orang lupa diri dan sesamanya sehingga terjerumus dalam
kenikmatan korupsi. Korupsi menjadi kata favorit
saat ini dan menjadi hobby yang
paling menarik. Sebaliknya, kebenaran adalah kata yang paling malang di dunia
karena orang kurang suka berbicara tentangnya apalagi membelanya. Ironisnya,
orang lebih membela korupsi dari kebenaran. Saudara atau teman yang korupsi
dibela sementara kebenaran dan keadilan, yang merupakan kerinduan orang kecil,
ditinggalkan tertulis rapi dalam undang-undang dasar dan buku-buku suci
lainnya.
Yesus adalah satu tokoh yang
mencintai kebenaran dan bahkan mengidentikkan diri-Nya dengan kebenaran yang
berasal dari Bapa untuk memimpin mereka dalam seluruh kebenaran. Para murid
dijiwai oleh Roh kebenaran yang membuat mereka mampu mengetahui kebenaran dari
Allah yang mengajarkan kebenaran itu sendiri. Orang yang benar adalah orang
yang mengatakan kebenaran yang didengarnya dari Allah. Orang yang benar hidup
oleh Roh dan tidak menuruti keinginan daging. Daging menuntun kita ke hal-hal yang
bertentangan dengan kehendak Allah.
Kita telah menerima Roh Kudus
ketika dibabtis. Baiklah kita hidup oleh Roh. Tanda bahwa seorang hidup dari
Roh Kudus adalah berani membela kebenaran. Saat ini, iman kita sebagai orang
kristen ditantang. Di tengah dunia yang alergi dengan kebenaran, kita hendaknya
tetap menjadi nabi-nabi kebenaran. Gantilah budaya korupsi dengan budaya kasih.
Kita harus berani menyatakan kebenaran terhadap praktek yang menyimpang dalam
masyarakat. Ketika kita menunda pekerjaan itu mungkin benar menurut kita, namun
kita sudah melakukan korupsi terhadap waktu yang bisa dipakai bersama orang
lain. Berhentilah mencari pembenaran, tetapi praktekkanlah kebenaran. (Sumber: St.Thomas Aquinas-Amban Manokwari)
" Look To Jesus Is Lifes Way "
0 comments:
Posting Komentar